Riyadi's Blog

Menggagas Wacana Guru Blogger

Sajak Pintu

kecemasan menari-nari bersama hujan
laba rugi tidak lagi diperhitungkan
manakala hidup ini masih dalam ujian
untuk apa perjalanan diperjuangkan
(bukankah lebih baik membuka jalan pikiran?)

26 Desember 2015 Posted by | Puisi | Komentar Dinonaktifkan pada Sajak Pintu

Ketika malam bernama malam

aku masih kehausan
meski telah banyak kumakan garam
masih ada satu yang belum kutelan
ialah masa depan

seperti apakah masa depan
apakah ia cuma bayang-bayang pikiran
yang muncul saat keadaan terang-benderang
atau bintik-bintik kecemasan
yang campur aduk dalam dunia kelam
ketika malam bernama malam

26 Desember 2015 Posted by | Puisi | Komentar Dinonaktifkan pada Ketika malam bernama malam

SPMU

Sajak Perjalanan Menjelang Uzur

Sehabis fisioterapi
senja ngakak di kanan kiri
melewati jalan Pramuka setapak demi setapak cuma sendiri
menyusuri patahan-patahan hati
menyita habis senyummu yan g murah hati

Matahari pun lenyap di jalan Kyai Haji
rupa-rupa trotoar malam mulai tersaji
dari kimpul goreng hingga kentang ala blackliberi
semua dalam hitungan pulsa masa kini

Selamat malam Pasar Kembang
wangimu sudah bertabur sejak siang
kuharap malammu tidak meradang
karena aku harus pulang
harus pulang

Menyeberangi alun-alun kota
tatapanku gemetar terbata-bata
rumput-rumput pun turut tertawa-tawa
dan suara sapaan santun mengelegar tepat di atas kepala
engkaukah pemilik dunia satu ketika?

Memasuki jalan kemerdekaan
terasa ada bayang-bayang cekikikan
menertawai wajah sendiri

Ketika kutegur jejak
Jalan buntu!
ah, lalu harus kemana sisa hidup ini?

26 Desember 2015 Posted by | Puisi | Komentar Dinonaktifkan pada SPMU