aku sedang melayang sendiri
Aku Sedang Melayang Sendiri
Pada ketinggian yang penuh sorak badai
Angin menghajar telak tajuk-tajuk belantara
Yang tersungging dari kedai-kedai cerita
Berantakan
Ada yang tersanggul pada belai kasih mata surya
Ada yang bersiul melengking lalu telak terbanting
Mati
Beruntung manakala beberapa di antara mereka
Disembahyangkan dengan aba-aba angin purba
Beruntung manakala di antara mereka
Disemayamkan dengan baju pantas pakai
Meski sudah itu lalai
Beberapa yang tertunda mendapatkan kepastian
Beberapa yang terhenti berkarat dalam endapan
Hingga subuh takmampu membangunkan mereka untuk bertawakal
Sebelum tertinggal
Saat itu aku sedang melayang sendiri
Bersembunyi di balik musik ‘palaran’
Yang tidak berhenti engkau perdengarkan
Purworejo, 28 April 2014
Riyadi
Langit Cerah
Langit Cerah
Pagi ini cerah
Daun-daun muda tampak semangat dan bergairah
Sengatan matahari sepenggalah kadang membuat pipi mereka berubah merah
Dan merah sesaat itulah menjadi tanda bahwa mereka mendapat anugerah.
Dalam diri mereka terbaca kesan bangga melewati hari-hari bersejarah.
Maka menulislah.
Cakrawala Senja
Cakrawala Senja
Warna yang berbeda mulai rebah di antara daun-daun tua.
Gerak-gerik mereka pun sangat berbeda dari daun-daun yang masih muda.
Ketika angin menerpa mereka pun dirundung kekhawatiran akan terlempar dari komunitas tajuknya.
Angin seolah-olah menjadi maut yang sewaktu-waktu dapat memisahkan mereka dari induknya.
Hari demi hari mereka lalui bagaikan dalam penjara.
Tidak tahu pula berapa waktu lagi mereka mampu bertahan dari hembusan angin.