Dari Antologi Kaki Langit Kesumba
Puisi Riyadi :
(1)
BAYANG BAYANG SEPANJANG BADAN
Aku lahir dari rahim luka
ketika darah-darah tercemar musim
matahari menyergap kota demi kota
hujan dan air mata mengaliri desa-desa
tangisku : “bapak-bapak”
rintihku : lapar dan dahaga
Kuseberangi jembatan kanak-kanak
tercecer di antrian tengadah
menghitung bapak-bapak berangkat kerja
menanti ibu-ibu memasak apa
adalah matematika pelajaran pertama
bagian yang tak pernah sudah
menyergap di luar garis perhitungan – saudara
tangisku : “bapak-bapak”
rintihku : di luar pagar taman kanak-kanak
kubopong perutku ke rongga pasar
tergelar langit lengkap di atas telapak tangan
tiba-tiba petir menyambar
beberapa di antara aku ditampar saudaranya
tangisku : “bapak-bapak”
rintihku : ekonomi pasar
kuseberangi pita rembulan
nyanyikan sejarah di tepi jalanan
kubaca mata-mata pahlawan
kutanya di mana jalan tak dikenal
tangisku mencarimu di luar pagar pendidikan
laparku nganga tanpa batas kesembuhan
(2)
POHON TERHORMAT
berkibarlah benderaku
panjatkan kehormatan
tinggikan kemerdekaan
negeri ini
di antara reranggas hati
di antara porak peradaban
daratkan damai – merdeka
yang terhormat benderaku
tetaplah pandu semangatku
bimbing setya bangsaku
lautkan damai – archipelago
peluk sentuh udara demi udara
tepuk riuh gelora demi gelora
mengangkasa – merdeka
(3)
DOA SEEKOR TIKUS
tanpa amin seekor tikus terus berdoa
ekornya bergoyang mengintai setiap kesempatan
negrinya tergusur perumahan demi perumahan
tanaman kritis sawah lekak bau comberan
menohok jantung peradaban
drainase demi drainase
adalah jarak tempuh kehidupan terpanjang
tanpa amin seekor tikus menimang laknat
hilir mudik di sela-sela kebencian
hati meracun menuba
menggelar bencana demi bencana
tanpa tikus sepasang mata menuju padamu
menyekap diri dalam doa
tanpa amin
Yang Bertanya Tetap Bertanya
YANG BERTANYA TETAP BERTANYA
pesta siapa terguling sepi dipatung sunyi
terlilit senyum abadi meratapi jejak negeri
merana diri hari demi hari
menjaga malam entah ke berapa kali
mata coba keluhkan gulita ini
riuhkan ratap cemara yang kuyu
membersit linang nurani yang lugu
menangkap kodratmu
pilumu taklagi bijak berperi
mengabaikan segala pertanyaam negeri
Abstract
Riyadi, Classroom Action Research in form of educational research of language lesson and Indonesian Art at Junior High School Student. Specification of this research problem was listening study model with used local area networking (LAN). This matter was done because writer see the existence of language skill aspect which do not expand among all student specially in State Junior High School 15 Purworejo. Population of this research was the VIII class student of State Junior High School 15 Purworejo at 1 semester academic year 2005-2006, a number of 200 students owning same characteristic, that is less skillful in listening and permeating immeasurable information of oral discourse. The research sample was number of 39 students of VIII-C class of State Junior High School 15 Purworejo. The data was taken with the enquette, interview, test, observation and analyze electronic portofolio. This research action was apply listening to hear – embrace study model (MDR) with used local area networking (LAN) in class laboratory. This action was executed in three-cycle study with each procedure every cycle consisted of planning, action execution, observation and reflection. At third cycle, the result of student’s skill of VIII-C class is 65.6 and there is only 7 student getting value under 60.0. The conclusion of the writer is that listening study more precise uses the MDR model than traditional model.
Keyword: the wonder of listening